Penggunaan listrik yang kurang tepat dapat mengakibatkan korsleting listrik. Ujungnya, timbul risiko properti kebakaran akibat korsleting, yang tentu dapat menimbulkan banyak kerugian bagi kamu. Karenanya, mari cari tahu berbagai penyebab korsleting listrik agar kamu lebih waspada, Smart People!
Apa saja yang mengakibatkan korsleting listrik?
Kejadian korsleting listrik ternyata bisa disebabkan oleh banyak faktor. Berikut beberapa di antaranya yang perlu kamu waspadai.
1. Kapasitas kabel tidak sesuai besaran arus listrik
Arus listrik yang terlalu besar merupakan penyebab utama korsleting listrik. Pasalnya, rangkaian listrik bisa terbakar ketika listrik yang mengalir terlalu banyak. Kelebihan muatan listrik memicu hubungan arus pendek yang berpotensi menyebabkan mati listrik hingga kebakaran.
2. Sumber listrik terkena air
Air memiliki sifat penghantar listrik yang kuat. Maka, kontak air dengan komponen atau sumber listrik akan berakibat buruk. Sebaiknya, jauhkan rangkaian listrik dari air untuk menghindari korsleting.
3. Colokan menumpuk
Salah satu kesalahan yang kerap menimbulkan korsleting listrik adalah colokan yang terlalu menumpuk pada kontak T atau semacamnya. Banyaknya colokan pada satu sumber dapat menimbulkan suhu panas dari aliran listrik. Suhu tersebut kemudian terperangkap dan menjadi penyebab korsleting listrik.
4. Sambungan kabel tidak rapi
Sambungan kabel yang berantakan dapat berujung korsleting akibat hubungan arus pendek. Apabila perlu menyambung kabel, lakukan proses sambung kabel dengan rapi. Menyolder atau memberi isolator tidak dapat dilakukan dengan terburu-buru, Smart People.
5. Sumber listrik terletak dekat sumber panas
Tidak hanya air, komponen listrik yang ditaruh berdekatan dengan sumber panas juga dapat menyebabkan korsleting. Ketika terpapar panas, percikan api bisa muncul dan mengakibatkan korsleting atau short circuit.
6. Kualitas kabel kurang baik
Memilih komponen listrik tidak bisa sembarangan, Smart People. Peralatan listrik yang diperjualbelikan mungkin kurang berkualitas. Penyebab yang satu ini cenderung sulit untuk dihindari karena orang awam tidak mudah menentukan apakah produk listrik memiliki kualitas yang bagus.
Selain itu, komponen listrik juga dapat mengalami kerusakan setelah digunakan untuk waktu yang lama. Misalnya, kabel listrik bisa menjadi aus hingga membuat beberapa kabel bersentuhan. Hal tersebut dapat mengakibatkan korsleting.
Cara mencegah terjadinya korsleting listrik
Tak perlu panik, korsleting listrik memang menimbulkan bahaya. Namun, kamu bisa mencegahnya dengan melakukan beberapa cara berikut ini.
1. Memeriksa komponen listrik sebelum digunakan
Kualitas komponen listrik perlu diperiksa sebelum penggunaan. Saat melakukan pembelian, ketahui apakah produk memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) dan Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK). Jika memungkinkan, lakukan pula pengecekan barang di tempat membeli. Biasanya, pembeli diberi kesempatan mendemonstrasikan penggunaan produk untuk memastikan kualitas peralatan.
Kamu pun direkomendasikan untuk mengganti komponen listrik secara berkala. Ini karena barang-barang tersebut memiliki batas waktu penggunaan. Semakin lama digunakan, risiko korsleting menjadi semakin besar. Selain usia barang, terdapat indikasi kerusakan yang perlu kamu perhatikan. Misalnya, kabel atau kawat listrik rusak, peralatan retak, atau ada rangkaian listrik yang terbuka.
2. Pastikan peletakan sumber listrik aman
Seperti telah dibahas sebelumnya, letak sumber listrik perlu diperhatikan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Jika kurang waspada, bisa timbul percikan api akibat yang menimbulkan korsleting. Sehingga, pastikan kamu meletakkan sumber listrik jauh dari air dan sumber panas, Smart People!
3. Perhatikan kapasitas kabel dan stopkontak
Terdapat berbagai jenis dan ukuran kabel yang diproduksi. Perhatikan spesifikasi yang ada supaya penggunaan sesuai dengan kapasitas hantar arus kabel. Jika tidak, dapat timbul arus listrik berlebihan karena kabel tidak kuat akan aliran listriknya. Hal ini berpotensi menimbulkan korsleting listrik yang berbahaya.
Kamu juga perlu melihat batas kapasitas stopkontak. Satu stopkontak yang dicolok banyak kabel mungkin membuat suhu panas. Suhu panas di sekitar komponen listrik tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jadi, hindari mencolok kabel terlalu banyak pada satu stopkontak.
4. Jadwalkan inspeksi listrik secara rutin
Hal ini kerap dilewatkan, padahal sangat penting untuk memastikan keamanan dalam pemakaian listrik. Panggil teknisi listrik secara berkala agar lebih tenang dalam menggunakan komponen listrik. Tidak perlu terlalu sering, tapi lakukan ini setidaknya satu kali dalam setahun. Apabila ada potensi korsleting, teknisi dapat mendeteksinya dan memberikan saran pencegahan.
Risiko korsleting listrik dapat menyebabkan keresahan, seperti kemungkinan munculnya kerugian finansial akibat kerusakan harta benda. Oleh karena itu, berikan perlindungan untuk properti kamu dengan Asuransi Kebakaran dan Properti dari Tugu Insurance. Kamu pun dapat memperoleh informasi selengkapnya dengan mengunjungi instagram @tuguinsurance.