Ambil Keputusan Investasi dengan Hindari Behavioral Finance

Oleh Tugu Insurance dipublikasikan pada 26 Oktober 2021
Dibaca 3664 kali
Ambil Keputusan Investasi dengan Hindari Behavioral Finance

Dalam melakukan sebuah investasi, seorang investor dituntut untuk mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Jika tidak, maka, ia berpotensi kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Pengambilan keputusan seorang investor dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor psikologis. Faktor psikologis inilah yang sering kali menyebabkan seorang investor keliru dalam mengambil keputusan, sehingga berakibat pada timbulnya kerugian. Faktor psikologis yang memengaruhi  keputusan seorang investor tersebut dikaji dalam sebuah studi yang dikenal dengan sebutan behavioral finance.

 

Dalam behavioral finance dipelajari bagaimana emosi, sifat, pengetahuan, preferensi, serta berbagai macam hal yang melekat pada diri manusia dapat menjadi landasan seseorang mengambil keputusan dalam bertindak. Hal tersebut bisa membuat seorang investor menjadi terlalu percaya diri atau bahkan menjadi pesimis. Artinya, keputusan seorang investor tidak selalu rasional karena didorong oleh factor-faktor psikologis di dalam dirinya. Nah, Smart People, tidak mau kan terjebak dalam behavioral finance saat kamu berinvestasi? Yuk ketahui lebih lanjut tentang berbagai faktor psikologis yang memengaruhi keputusan dalam berinvestasi dan cara mengatasinya berikut ini!

 

Faktor Psikologis yang Memengaruhi Keputusan Seorang Investor

Dalam sebuah buku berjudul Behavioral Finance and Wealth Management karya Michael M. Pompian, aspek kognitif dan emosi merupakan dua aspek yang memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi. Masalahnya, kedua aspek tersebut sangat rentan mengalami penyimpangan yang biasa dikenal dengan istilah bias kognitif dan bias emosi.

a.       Bias Kognitif

Sesuai namanya, bias kognitif adalah adanya penyimpangan, prasangka atau kecenderungan berpikir tidak objektif yang disebabkan oleh  kesalahan memproses informasi, asumsi umum yang belum tentu akurat, dan kesalahpahaman. Berikut ini ada beberapa macam bias kognitif yang perlu kamu ketahui.

  1.   Representativeness Bias: Pengambilan Keputusan berdasarkan pengalaman masa lalu yang dianggap bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan saat ini.
  2.   Anchoring & Adjustment Bias: Pengambilan keputusan diambil hanya berdasarkan satu informasi tertentu
  3.   Availability Bias: Pengambilan  keputusan berdasarkan apa yang tersedia dan dirasa paling mudah untuk dilakukan, bahkan meyakini bahwa investor lain pun akan mengambil keputusan yang sama.
  4.   Confirmation Bias (Selection Bias): Investor mengambil keputusan berdasarkan  informasi yang mendukung pandangannya dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangannya dalam pengambilan keputusan.

b.      Bias Emosi

Bias emosi merupakan kesalahan pengambilan keputusan karena mengabaikan fakta, serta lebih mengutamakan sisi emosional. Berikut ini ada beberapa macam bias emosi yang perlu kamu ketahui.

  1.   Overconfidence Bias: Kesalahan pengambilan keputusan yang disebabkan karena investor terlalu percaya diri terhadap  informasi dan prediksi yang ia miliki.
  2.   Loss Aversion Bias : Investor rela mempertahankan investasi yang tidak menguntungkan karena menganggap dampak kerugian investasi lebih besar dibandingkan keuntungan kepuasan atas yang diperoleh.
  3.   Self-Control Bias: Kesalahan pengambilan keputusan akibat ketidakdisiplinan investor terhadap proses dan tujuan investasi yang ia buat sendiri.
  4.   Regret-Aversion Bias: Investor tidak berani mengambil keputusan karena khawatir pada dampak yang mungkin terjadi.

 

Tips Agar Terhindar dari Bias saat Investasi

Smart People, adakah di antara bias-bias di atas yang pernah kamu lakukan? Kebanyakan investor biasanya tidak menyadari bahwa mereka pernah melakukan bias-bias tersebut. Terlepas dari itu, kamu perlu mempersiapkan investasimu dengan lebih matang agar tidak terjebak behavioral finance sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Apa saja yang dapat kamu lakukan? Simak berikut ini!

1.      Rencanakan Investasi dengan Lebih Matang

Meski market timing sering kali menjadi strategi dalam berinvestasi, namun sebaiknya kamu tidak terburu-buru dalam melakukan investasi. Rencanakanlah investasi sesuai dengan tujuan keuanganmu, Smart People. Ketahui terlebih dahulu target nominal tujuan keuangan dan investment horizon (periode investasi untuk mencapai tujuan keuangan),, sehingga kamu dapat mengatur  strategi investasi yang lebih tepat. Mulai dari strategi dalam pemilihan instrumen investasi, diversifikasi, hingga bobot alokasi aset pada masing-masing instrumen investasi. Jabarkan juga strategi investasi menjadi strategi jangka pendek, menengah, dan Panjang.

2.      Riset dan Analisa

Agar kamu tidak terjebak dalam bias kognitif, kamu perlu terlebih dahulu melakukan riset dan Analisa. Pastikan informasi yang akan kamu pertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi diperoleh dari sumber terpercaya. Terapkan critical thinking dalam proses Analisa, sehingga kamu dapat mengambil keputusan secara lebih objektif. Gunakan pendekatan Analisis yang tepat agar dapat meminimalisir kemungkinan kamu terjebak bias.

3.      Evaluasi Portofolio

Keberhasilanmu dalam menjalankan sebuah investasi belum tentu berlangsung terus-menerus. Karena itu, kamu perlu melakukan evaluasi terhadap portofolio investasi secara berkala. Dengan cara ini, kamu dapat menilai kinerja portofolio investasi apakah masih sesuai dengan target pencapaian keuangan. Buatlah catatan tentang dasar-dasar pengambilan keputusan yang pernah kamu lakukan pada investasi sebelumnya, sehingga memudahkan dalam melakukan evaluasi portofolio di kesempatan berikutnya. Jangan lupa, catat juga hasil evaluasi di setiap periodenya, ya.

 

Mengambil Langkah baru untuk berinvestasi merupakan keputusan yang baik untuk mencapai tujuan keuangan yang kamu rencanakan. Namun sebagai individu yang terus berani lebih baik, tentunya kamu akan semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi, sehingga terhindar dari behavioral finance. Semoga artikel kali ini dapat menambah wawasanmu dalam dunia investasi dan membantumu mengambil keputusan yang lebih tepat dalam berinvestasi.

 

 

Jangan lupa share artikel ini ke orang terdekatmu dan juga follow social media Tugu Insurance agar kamu tidak ketinggalan info menarik!

FB : @tuguinsurance

IG : @tuguinsurance

TW : @tuguinsurance

LinkedIn : PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk

 

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan