Hallo Smart People! Pada tahun 2020 pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap dunia penerbangan atau perjalanan udara. Sesuai informasi dari berbagai media, sekitar 17.000 pesawat terbang terpaksa harus diparkir karena situasi yang membatasi perjalanan baik domestik atau internasional. Hal tersebut menyebabkan di awal tahun 2020 jumlah penerbangan per harinya turun hingga 80%.
Seiring membaiknya situasi pandemi, pada tahun 2021 aktivitas penerbangan kembali dibuka bergantung pada ketentuan vaksin Covid-19. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mewajibkan penumpang telah melakukan vaksin minimal dosis pertama dan menunjukkan keterangan negatif RT-PCR (sampel maksimal 3×24 jam), sebelum keberangkatan.
Pada awal tahun 2022, dalam rangka transisi menuju aktivitas normal, pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan baru dalam dunia penerbangan. Yaitu, perjalanan domestik dengan transportasi udara, laut, maupun darat yang sudah melakukan vaksinasi kedua dan lengkap tidak perlu menunjukan tes Antigen maupun PCR negatif. Namun, dalam setiap perjalanan penerbangan risiko tidak terduga lainnya pasti ada, sehingga akan ada perasaan cemas yang membuat momen penerbangan tidak terasa nyaman. Ada beberapa risiko penyebab kecelakaan yang umum terjadi pada dunia transportasi penerbangan, di antaranya:
-
Kerusakan mesin
Meskipun kualitas desain dan manufaktur terus mengalami peningkatan, kegagalan peralatan masih menjadi penyebab 20% dari kecelakaan pesawat terbang. Walaupun mesin-mesin pesawat dewasa ini jauh lebih bisa diandalkan dibandingkan dengan setengah abad yang lalu, terkadang mereka masih mengalami kerusakan yang mencengangkan. Kasus yang lebih terkini adalah kegagalan mesin Qantas A380 yang membawa 459 penumpang dan awak di atas Pulau Batam, Indonesia. Berkat kemampuan para pilot, pesawat terbang tersebut berhasil mendarat dengan aman.
-
Cuaca Buruk
Cuaca yang buruk masih menjadi penyebab sekitar 10% kecelakaan pesawat terbang. Meskipun pesawat sudah dilengkapi dengan berbagai alat bantu elektronik seperti kompas ber-giroskop, navigasi satelit dan data cuaca, pesawat terbang masih dapat jatuh dihantam badai, salju dan kabut.
-
Sabotase
Faktor penyebab kecelakaan pesawat akibat sabotase mungkin terdengar mustahil, namun nyatanya ini benar terjadi. Sabotase yang disebabkan akibat serangan teroris dan pembajakan pesawat menjadi salah satu penyebab paling mengerikan dari kecelakaan pesawat.
Melihat beberapa penyebab kecelakaan maskapai penerbangan dirasa perlu mempertimbangkan perlindungan saat perjalanan udara yang di dalamnya terdapat kapten pilot, co-pilot, cabin attendant, dan penumpang,
Salah satu pilihan yang tepat adalah menggunakan asuransi Aviation Personal Accident Insurance dari Tugu Insurance, yang dapat memberikan jaminan ganti rugi apabila risiko tersebut terjadi. Beberapa objek yang bisa dipertanggungkan antara lain tanggung jawab terhadap awak pesawat dan tanggung jawab kepada penumpang. Dengan begitu perjalanan penerbangan pasti terasa lebih nyaman & tenang.
Jangan lupa share artikel ini ke orang terdekatmu dan juga follow social media Tugu Insurance agar kamu tidak ketinggalan info menarik!
Facebook : @tuguinsurance
Instagram : @tuguinsurance
Twitter : @tuguinsurance
LinkedIn : PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk
Tiktok : tuguinsurance
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Sumber :